Rumah Terbalik di Jerman
Meja, tempat tidur, dan kursi yang menempel pada langit-langit. Dua arsitek Polandia membangun rumah terbalik di pulau wisata Usedom. Semua bagian rumah terbalik dan miring, kecuali tangga dan air yang mengalir.
4 September 2008, sebuah rumah terbalik yang dinamakan "Die Welt steht Kopf", atau diterjemahkan menjadi "dunia berdiri di atas kepala", dibangun untuk menjadi sebuah atraksi hiburan bagi turis.
Kedua arsiteknya, Klaudiusz Golos dan Sebastian Mikiciuk yang berasal dari Polandia merancang rumah ini sebagai bagian dari proyek “The World Upside Down.”
Proyek ini memungkinkan pengunjung untuk melihat barang-barang yang digunakan sehari-hari dari perspektif yang sama sekali berbeda. Tidak hanya eksteriornya yang terbalik, tetapi juga semua yang ada di dalamnya. Termasuk ruangan, mebel, aksesori dan dekorasi.
Pengalaman mengeksplorasi interior rumah membuat Anda kehilangan orientasi, agak menakutkan, dan sungguh mempesona. Seakan Anda melayang di atas langit-langit.
Rumah bergaya Cape Cod ini dibangun di atas rangka baja karena beban berat yang harus ditanggung atap yang menempel di atas permukaan tanah. Tangga rumah tidak bisa dibuat terbalik, supaya pengunjung bisa mencapai lantai dasar, yang sesungguhnya adalah loteng atap.
Biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut adalah 300.000 Euro atau sekitar 4 milyar Rupiah. Mebel dan televisi dipasangkan dengan sekrup ke langit-langit. Lem kuat digunakan untuk mengatasi gaya gravitasi dan merekatkan lukisan, vas bunga dan bahkan barang pecah belah.
Rumah terbalik ?! Model seperti itu untuk pertama kalinya ada di Jerman yang dibangun di atas bekas lahan sebuah kebun binatang di negara itu. Rumah terbalik di Jerman itu dirancang tukang kayu Gerhard asal Gettorf, Jerman, bersama dua rekannya, Maret 2010. Setelah itu, bangunan serupa ada di Polandia, Malaysia (Kinibalu), bahkan Bandung pun sudah punya.
Tapi, kini tak perlu jauh-jauh ke Jerman, Polandia, atau Malaysia untuk melihatnya, karena rumah unik seperti itu juga sudah ada di kawasan wisata edukasi "Eco Green Park" di Jalan Oro-Oro Ombo 9-A, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasinya bersebelahan dengan "Batu Secret Zoo" (Jatim Park II), atau hanya berjarak lima menit dari "Jatim Park 1".
Rumah terbalik itu sebenarnya hanya merupakan salah satu dari 25 wahana edukasi di "Eco Park", seperti miniatur candi-candi terkenal di seluruh Jawa, insektarium (beragam kupu diawetkan), Parrot Dunia (bermacam burung paruh bengkok se-dunia), "Jungle Adventure" (bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik), "Duck Kingdom" (bermacam bebek dari berbagai jenis disertai konsep memberi makan), Zona Geologi dengan simulator angin, simulator suhu dingin, dan simulator gempa. Banyak lagi.

Rumah terbalik merupakan salah satu wahana favorit yang banyak dikunjungi wisatawan. Dari depan tampak bangunan rumah tersebut sudah dibangun terbalik dengan atap di bagian bawah, tapi ruangan di dalamnya juga terbalik, aneh 'kan?.
Bismillah, begitu kita masuk, maka kita akan melewati lorong atap rumah yang gelap dan akhirnya kita sampai di ruangan pertama yakni ruang tamu. Di ruangan itu, semua perabot rumah seperti kursi sofa, meja, lemari buffet beserta pernak-perniknya dalam posisi serba terbalik, semuanya menempel di atas, di langit-langit...
Begitu juga, saat kita memasuki kamar mandi beserta perlengkapannya seperti closet, sabun, botol shampoo, handuk, keranjang sampah, semua letaknya terbalik, bahkan closet yang terbalik atau keranjang sampah yang terbalik bisa tepat berada di atas kepala kita, tetapi tidak jatuh.
"Kok bisa ya, tapi asyik," komentar seorang pengunjung, Afaf, ketika sampai di ruang dapur dengan wastafel (tempat cuci tangan) dalam posisi terbalik. Tak terasa, ia pun mempelajari gaya tarik bumi atau gravitasi seperti yang pernah dipelajari saat masih kelas 4 SD.
Jangan kaget, wahana itu juga memiliki efek-efek sensor gerak khusus, seperti lemari buku yang bergerak seolah-olah mau roboh saat kita mendekatinya, tapi tidak roboh beneran, kok. Ada pula kursi sofa yang bergerak sendiri seakan-akan mau jatuh di atas kepala saat kita melewatinya.
Daya tarik lainnya, sistem penerangan di dalamnya pun menggunakan sistem sensor, yaitu jika kita memasuki ruangan tersebut, maka barulah lampu penerangan tersebut akan menyala. Tapi, jika kita memasuki ruangan selanjutnya, maka lampu penerangan yang ada di ruangan sebelumnya akan padam dan diganti dengan menyalanya lampu di ruangan selanjutnya, demikian seterusnya. "Wow, menarik," timpal pelajar SMP di Surabaya itu lagi.

Di akhir petualangan di rumah terbalik itu, kita akan memasuki ruangan kaca pantul yang akan membuat kita menjadi bingung untuk mencari pintu keluar dari ruangan itu, tapi jangan takut, karena ada petunjuk berupa arah panah di bagian atap untuk memandu kita keluar dari ruangan itu dan kita pun akan keluar dari Rumah Terbalik itu! Alhamdulillah...
Begitu keluar dari "Rumah Terbalik", Afaf pun mengajak adiknya untuk bermain musik dengan air. Alat musiknya menggunakan bahan-bahan bekas pakai, seperti panci bekas, tembak air dari besi, kincir air dari besi yang bisa mengeluarkan musik bila diputar, dan berbagai permainan air dan musik lain pada area yang disebut "Music Plaza" itu.
Dari area "Music Plaza" itu, kita bisa singgah ke arah kiri yang merupakan lokasi bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik ("Jungle Adventure"), namun kita juga bisa ke arah kanan dari area "Music Plaza" untuk menuju area "Show Bird" yang merupakan ruang terbuka dan luas untuk pertunjukan burung. Di lokasi itu ada kolam terapi ikan gratis.
Menjelang akhir wisata edukasi itu, kita bisa ke ruang bawah dari "Zona Geologi" untuk mencoba simulator angin guna mencoba kekuatan tekanan angin, lalu mencoba pula simulator gempa dan suhu dingin. "Kayak masuk kulkas saja," ujar Afif, adiknya yang memang suka dengan suhu dingin.
Ya, Eco Green Park merupakan wahana belajar sambil bermain, sekaligus berusaha untuk dekat dengan alam/lingkungan, karena ada area memberi makan burung dari berbagai jenis dan ada pula area tanaman hidroponik serta permainan memilah sampah dengan traktor kecil. Tiket masuk "include" dengan Jatim Park I Rp80 ribu per orang. (*)
Nah kalau ini diindonesia !!!
Tapi, kini tak perlu jauh-jauh ke Jerman, Polandia, atau Malaysia untuk melihatnya, karena rumah unik seperti itu juga sudah ada di kawasan wisata edukasi "Eco Green Park" di Jalan Oro-Oro Ombo 9-A, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasinya bersebelahan dengan "Batu Secret Zoo" (Jatim Park II), atau hanya berjarak lima menit dari "Jatim Park 1".
Rumah terbalik itu sebenarnya hanya merupakan salah satu dari 25 wahana edukasi di "Eco Park", seperti miniatur candi-candi terkenal di seluruh Jawa, insektarium (beragam kupu diawetkan), Parrot Dunia (bermacam burung paruh bengkok se-dunia), "Jungle Adventure" (bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik), "Duck Kingdom" (bermacam bebek dari berbagai jenis disertai konsep memberi makan), Zona Geologi dengan simulator angin, simulator suhu dingin, dan simulator gempa. Banyak lagi.

Rumah terbalik merupakan salah satu wahana favorit yang banyak dikunjungi wisatawan. Dari depan tampak bangunan rumah tersebut sudah dibangun terbalik dengan atap di bagian bawah, tapi ruangan di dalamnya juga terbalik, aneh 'kan?.
Bismillah, begitu kita masuk, maka kita akan melewati lorong atap rumah yang gelap dan akhirnya kita sampai di ruangan pertama yakni ruang tamu. Di ruangan itu, semua perabot rumah seperti kursi sofa, meja, lemari buffet beserta pernak-perniknya dalam posisi serba terbalik, semuanya menempel di atas, di langit-langit...
Begitu juga, saat kita memasuki kamar mandi beserta perlengkapannya seperti closet, sabun, botol shampoo, handuk, keranjang sampah, semua letaknya terbalik, bahkan closet yang terbalik atau keranjang sampah yang terbalik bisa tepat berada di atas kepala kita, tetapi tidak jatuh.
"Kok bisa ya, tapi asyik," komentar seorang pengunjung, Afaf, ketika sampai di ruang dapur dengan wastafel (tempat cuci tangan) dalam posisi terbalik. Tak terasa, ia pun mempelajari gaya tarik bumi atau gravitasi seperti yang pernah dipelajari saat masih kelas 4 SD.
Jangan kaget, wahana itu juga memiliki efek-efek sensor gerak khusus, seperti lemari buku yang bergerak seolah-olah mau roboh saat kita mendekatinya, tapi tidak roboh beneran, kok. Ada pula kursi sofa yang bergerak sendiri seakan-akan mau jatuh di atas kepala saat kita melewatinya.
Daya tarik lainnya, sistem penerangan di dalamnya pun menggunakan sistem sensor, yaitu jika kita memasuki ruangan tersebut, maka barulah lampu penerangan tersebut akan menyala. Tapi, jika kita memasuki ruangan selanjutnya, maka lampu penerangan yang ada di ruangan sebelumnya akan padam dan diganti dengan menyalanya lampu di ruangan selanjutnya, demikian seterusnya. "Wow, menarik," timpal pelajar SMP di Surabaya itu lagi.

Di akhir petualangan di rumah terbalik itu, kita akan memasuki ruangan kaca pantul yang akan membuat kita menjadi bingung untuk mencari pintu keluar dari ruangan itu, tapi jangan takut, karena ada petunjuk berupa arah panah di bagian atap untuk memandu kita keluar dari ruangan itu dan kita pun akan keluar dari Rumah Terbalik itu! Alhamdulillah...
Begitu keluar dari "Rumah Terbalik", Afaf pun mengajak adiknya untuk bermain musik dengan air. Alat musiknya menggunakan bahan-bahan bekas pakai, seperti panci bekas, tembak air dari besi, kincir air dari besi yang bisa mengeluarkan musik bila diputar, dan berbagai permainan air dan musik lain pada area yang disebut "Music Plaza" itu.
Dari area "Music Plaza" itu, kita bisa singgah ke arah kiri yang merupakan lokasi bermain menembak patung penebang pohon liar dengan menaiki mobil listrik ("Jungle Adventure"), namun kita juga bisa ke arah kanan dari area "Music Plaza" untuk menuju area "Show Bird" yang merupakan ruang terbuka dan luas untuk pertunjukan burung. Di lokasi itu ada kolam terapi ikan gratis.
Menjelang akhir wisata edukasi itu, kita bisa ke ruang bawah dari "Zona Geologi" untuk mencoba simulator angin guna mencoba kekuatan tekanan angin, lalu mencoba pula simulator gempa dan suhu dingin. "Kayak masuk kulkas saja," ujar Afif, adiknya yang memang suka dengan suhu dingin.
Ya, Eco Green Park merupakan wahana belajar sambil bermain, sekaligus berusaha untuk dekat dengan alam/lingkungan, karena ada area memberi makan burung dari berbagai jenis dan ada pula area tanaman hidroponik serta permainan memilah sampah dengan traktor kecil. Tiket masuk "include" dengan Jatim Park I Rp80 ribu per orang. (*)
Nah kalau ini diindonesia !!!
Kota Batu terkenal sebagai kota dengan pertumbuhaan pariwisata yang cepat. Mulai dari wisata alam, adventure, sampai edukasi. Satu yang baru lagi yaitu Eco Green Park, sebuah wisata edukasi yang terletak di Kawasan Jawa Timur Park II.
Untuk menuju tempat ini tidak sulit karena lokasinya berada satu komplek dengan Jatim Park II yaitu di Jalan Oro-Oro Ombo No. 9A, Kota Batu. Harga tiket masuk pada waktu weekday Rp 30.000 dan untuk weekend Rp 40.000.
Tempat yang bersebelahan dengan Batu Secret Zoo ini menawarkan 25 wahana edukasi. Beberapa di antaranya adalah Kompleks miniatur candi-candi terkenal di seluruh Jawa, Insectarium, Parrot Dunia, Jungle Adventure, Rumah Terbalik, Duck Kingdom, Dome Multimedia, Eco Journey, Plaza Music, Water Track, dan masih banyak wahana yang lainnya.
Beragam warna tersuguh di tempat rekreasi ini. Seperti wahana Rumah Terbalik, konsep wahana ini sangat unik karena terdapat sebuah rumah dengan kondisi terbalik, mulai dari bangunan hingga perabot yang ada di dalamnya.
Kemudian ada Dome Multimedia yang menjadi inovasi baru. Kita akan disuguhi gambar visualisasi sebuah cerita tokoh Hanoman melawan Raksasa Merah pada layar dome.
Wahana lain yang juga tidak kalah keren adalah Jungle Adventure, Anda akan dibawa keliling hutan buatan dengan menaiki kereta tanpa atap. Selain itu, setiap wisatawan masing-masing diberi sebuah pistol sensor dan berperan sebagai pelindung hutan yang membasmi kejahatan.
Selain itu, ada Eco Journey yang di dalamnya berisi pengetahuan mengenai lingkungan yang semakin hari semakin rusak jika pembangunan terus dilakukan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan. Untuk yang ingin basah-basahan bisa memilih Plaza Music yang dilengkapi dengan permainan air, seperti pistol air dan pompa air. Jangan salah, di sini juga ada Water Track yang melatih keseimbangan tubuh kita karena sekali jatuh kita akan basah disertai banyak lumpur.
Tidak hanya sekadar bermain, di tempat wisata ini turis bisa menjumpai berbagai macam unggas mulai dari ayam, bebek, merak dan burung beo. Burung yang sangat menarik perhatian saya adalah burung merak putih yang sangat indah dengan bulunya yang putih bersih.
Selain itu, juga ada burung elang yang bisa diajak foto bareng. Di lokasi ini wisatawan juga bisa berinteraksi dengan burung-burung lainnya dengan cara memberikan makan yang sudah disediakan oleh petugas.
Puas mengelilingi Eco Green Park, Anda bisa mencari makanan atau minuman. Di tempat ini juga disediakan food court yang nyaman dengan banyak pilihan menu makanan. Masih di sekitar food court wisatawan bisa merasakan fasilitas terapi ikan Garra Rufa secara gratis.
Eco Green Park ini sangat cocok buat rekreasi bersama keluarga, terutama sebagai wisata edukasi untuk anak-anak. Banyak manfaat dan pengetahuan bisa kita dapatkan dari lokasi ini, tidak rugi jika Anda memilih tempat ini sebagai salah satu pilihan tempat liburan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar