1. SUDAH PUNYA GENG MOTOR SEJAK 1915
Belakangan ini masyarakat diresahkan oleh geng motor yang sering
berbuat onar. Namun, tidak semua geng motor melakukan tindak kriminal. Ada juga
komunitas-komunitas motor yang hobi mengutak-atik sepeda motor, tanpa sedikit
pun berlaku kriminal.
Ternyata, di Jakarta sudah ada geng sepeda motor sejak 1915,
bernama Motorfietsrijders de Batavia.
2. PRASASTI BERUSIA 1.600 TAHUN MENGINGATKAN TENTANG
BANJIR
Banjir seakan-akan sudah menjadi “makanan” sehari-hari penduduk
Jakarta. Ketika hujan deras turun terus menerus, bersiap-siaplah menghadapi
banjir. Sebenarnya, keadaan ini sudah diprediksi sejak ribuan tahun lalu.
Buktinya, prasasti berusia lebih dari 1.600 tahun yang ditemukan
di Kampung Tugu, Jakarta Utara, berisi ajakan bersiap menghadapi banjir.
3. KOTA PALING DIINCAR SE-ASIA UNTUK INVESTASI
PROPERTI
Meskipun banyak penduduk yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, di sisi lain banyak juga penduduk Jakarta yang mampu.
Kenyataan ini membuat Jakarta menjadi kota paling diincar
se-Asia saat ini, untuk investasi properti, dibandingkan Kuala Lumpur,
Singapura, dan Shanghai.
5. MEMILIKI PUSAT PERBELANJAAN TERBANYAK DI DUNIA
Hidup di Jakarta adalah impian banyak orang. Berbagai fasilitas
siap memanjakan siapa saja. Salah satu fasilitas yang sangat lengkap adalah pusat
perbelanjaan. Jakarta memiliki ratusan pusat perbelanjaan, belum termasuk mini
market yang ada di setiap jengkal. Kota ini pun menjadi kota besar dengan mall
terbanyak dibandingkan kota-kota lain di dunia. Menakjubkan!
6. SETIAP PENDUDUK HANYA MEMILIKI TEMPAT 49 M2
Sejak dulu Jakarta sudah dikenal sebagai kota yang padat
penduduknya. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat selalu membawa keluarga
dari kampung halaman, untuk menetap di Jakarta, ketika kembali setelah mudik
setiap lebaran.
Akibatnya, kepadatan penduduk semakin meningkat pesat. Jika
jumlah penduduk dibandingkan dengan luas kota Jakarta, maka setiap penduduk
hanya memiliki tempat 49 m2.
7. PENGHASILAN PENGEMIS JAKARTA BISA MENCAPAI
RP750RB-1JUTA/HARI
Banyaknya pengemis di Jakarta
sering membuat miris. Mereka ada di perempatan jalan atau berseliweran di jalan
raya. Dari sini tampak bahwa perekonomian di kota ini tidak rata dan
menimbulkan jurang yang sangat dalam. Hal yang mencengangkan adalah, ternyata
penghasilan para pengemis itu Rp750rb-1juta/hari. Data ini didapat dari Petugas
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Yang tinggal di Jakarta tentunya dapat mengingat arah dan nama
jalan-jalan besar. Namun, dapat mengingat nama jalan bukan berarti mengenal
kota Jakarta dengan baik. Berikut 5 fakta tentang Jakarta yang mungkin tidak
kamu ketahui.
Pernahkah
kamu mendengar tentang lidah api Monas? Atau fakta tentang mall di Jakarta?
Nah, untuk sedikit membuka mata, simak fakta-fakta di bawah ini.
8.
13 Kali Ganti Nama
Jika
kamu pikir Jakarta hanya pernah berganti nama sebanyak dua kali? Maka kamu
salah besar. Dahulu, Jakarta hanya berupa sebuah pelabuhan kecil yang bernama
Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi Jayakarta.
Lalu,
pemerintahan Belanda menduduki Jayakarta dan berganti nama menjadi Sta Batavia,
yang kemudian berubah lagi menjadi Gemeente Batavia pada 1905.
Pada
tahun 1942, pendudukan Jepang membuat nama Batavia dubah menjadi Jakarta Toko
Betsu Shi. Lalu setelah Jepang menyerah kepada sekutu, namanya menjadi
Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
Selang
beberapa lama, Jakarta diduduki oleh pemerintahan NICA, namanya pun kembali
seperti dulu, Stad Gemeente Batavia. Dan, pada 24 Maret 1950 diubah kembali
menjadi Kota Praja Jakarta. Pada 18 Januari 1985 bernama Kota Praja Djakarta
Raya.
Kemudian
pada 1961 terbentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
9.
Maskot Jakarta
Masih
banyak orang yang mengira bahwa maskot Jakarta adalah Monas. Yang sebetulnya
adalah Elang Bondol dan Salak Condet. Maskot ini diresmikan pada tahun 1989.
Mengapa
elang bondol dan salak condet? Dahulu, Jakarta masih memiliki pepohonan yang
rimbun dan hamparan tanah lapang. Karena kesejukannya, elang bondol kerap
terlihat di langit Kota Jakarta. Sedangkan salak condet merupakan buah asli
dari Jakarta yang tumbuh di kawasan Condet.
Jika
kamu ingin melihat patung maskot DKI Jakarta, datanglah ke kawasan Cempaka
Putih, Jakarta Pusat.
10.
Mitos Patung-Patung Di Jakarta
Jangan
salah sangka, saya tak akan membicarakan tentang hal gaib ataupun mistis.
Namun, ini cukup unik .
Lihatlah
Monas. Apa kamu pernah menyadari kalau bentuk lidah api Monas menyerupai sosok
perempuan yang sedang bersimpuh menghadap Istana Negara? Ya, hal tersebut benar
adanya. Tapi tak ada jawaban pasti tentang siapa sosok perempuan ini.
Satu
hal lagi yang harus kamu ketahui, bahwa patung yang berada di wilayah Pancoran,
Jakarta Selatan, bukanlah bernama Patung Pancoran, melainkan Patung Dirgantara.
Dan ini berikut nama-nama Patung serta faktanya :
PATUNG ELANG
BONDOL (MASKOT JAKARTA)
makanan, elang itu pun menjadi mangsa predator
lain, seperti biawak. Habitatnya kebanyakan di pantai, daratan berair, hutan,
maupun dataran rendah.
Terusiknya habitat Elang Bondol juga dipicu oleh
pertambahan penduduk Jakarta. Pohon-pohon tinggi yang banyak tumbuh di Jakarta
ini berganti gedung-gedung pencakar langit. Bondol pun harus bertahan di
pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu seperti di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka.
Sesuai namanya, Salak Condet banyak ditemukan di
kawasan Condet, Jakarta Timur. Namun kini salak condet seolah tinggal kenangan.
Asam manisnya salak asli Betawi juga tidak bisa dirasakan. Condet kini berubah
menjadi kawasan pemukiman yang padat penduduk.
Berbeda dengan Elang Bondol, Salak Condet adalah
buah asli Kota Jakarta. Konon, buah salak dari perkampungan warga Betawi itu
tembus ke sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatra.

Namun kini keberadaan Elang Bondol dan juga Salak
Condet mulai terlupakan. Kita hanya melihat Elang Bondol dan Salak Pondok saat
sedang menunggu bus Transjakarta. Pasalnya moda transportasi massal itu
menggunakan elang Bondol dan salak Condet sebagai logonya
Patung Selamat
Datang
Letaknya
tepat di bundaran HI. Patung ini dibuat untuk menyambut atlet peserta Asean
Games IV tahun 1962.
Patung ini menghadap ke arah utara, sebagai simbol bahwa daerah
kota (Jakarta bagian utara) adalah pusat bisnis dan perdagangan pada saat itu.
Juga, sebagai ucapan selamat datang kepada para pendatang yang baru tiba dari
pelabuhan
patUNG PEMBEBASAN IRIAN BARAT
Patung ini dibuat tahun 1962, ketika Indonesia sedang berjuang
membebaskan Irian Barat (saaat ini bernama Papua). Oleh karena itu,
gambaran patung ini adalah seseorang yang terbebas dari belenggu (penjajahan).
Patung yang idenya dilontarkan oleh Presiden Soekarno dan dibuat
oleh Henk Ngantung ini terletak di Lapangan Banteng.
PATUNG ARJUNA WIJAYA
Patung yang kabarnya pernah direnovasi dengan menelan biaya
hingga Rp 4miliar ini disebut juga Patung Asta Brata.
Patung ini berupa Arjuna yang sedang mengendarai kereta kuda
yang ditarik 8 ekor kuda dengan Batara Kresna sebagai saisnya.
Adegan ini terdapat pada salah satu episode perang Baratayuda
ketika Arjuna melawan Adipati Karna. Lokasi patung ini di Medan Merdeka Barat,
Jakarta Pusat, dibuat oleh Nyoman Nuarta bulan Agustus 1987.
PATUNG DIRGANTARA
Dikenal sebagai Patung Pancoran karena berdiri di kawasan
Pancoran, Jakarta Selatan. Patung yang dibuat tahun 1965-1966 ini bertujuan
menampilkan kekuatan dan kehebatan angkatan udara bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, patung ini sengaja dibuat dengan posisi tangan
menunjuk ke bekas lokasi bandar Udara Kemayoran. Posisinya pun dekat dengan
Markas Besar Angkatan Udara dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma.
Konon, Presiden Soekarno harus menjual mobilnya untuk menambah
kekurangan biaya pembuatan patung ini.
PATUNG SUDIRMAN
Patung ini berusia paling muda di antara patung-patung lainnya.
Letaknya tepat di Jl. Jend. Sudirman. Awalnya patung ini akan diresmikan tanggal
22 Juni 2003, bertepatan dengan ulang tahun Jakarta ke-476. Namun, rencana
tersebut tidak terealisasi dan akhirnya diresmikan pada 16 Agustus 2003.
Sayangnya, banyak pihak yang merasa bahwa patung ini tidak
layang dipasang, karena posisi Jenderal Sudirman sedang menghormat. Sebagian
masyarakat menganggap tidak semestinya Jenderal Sudirman menghormati semua
orang yang lalu lalang.
Sebaliknya, seharusnya Jenderal Sudirman lah yang dihormati,
sebagai pahlawan yang telah memberikan jasa besarnya bagi negeri ini.
Patung-patung ini tidak dibuat asal saja, tetapi dengan maksud
tertentu. Apalagi biaya pembuatannya terbilang tinggi.
1. SUDAH PUNYA GENG MOTOR SEJAK 1915
Belakangan ini masyarakat diresahkan oleh geng motor yang sering
berbuat onar. Namun, tidak semua geng motor melakukan tindak kriminal. Ada juga
komunitas-komunitas motor yang hobi mengutak-atik sepeda motor, tanpa sedikit
pun berlaku kriminal.
Ternyata, di Jakarta sudah ada geng sepeda motor sejak 1915,
bernama Motorfietsrijders de Batavia.
2. PRASASTI BERUSIA 1.600 TAHUN MENGINGATKAN TENTANG
BANJIR
Banjir seakan-akan sudah menjadi “makanan” sehari-hari penduduk
Jakarta. Ketika hujan deras turun terus menerus, bersiap-siaplah menghadapi
banjir. Sebenarnya, keadaan ini sudah diprediksi sejak ribuan tahun lalu.

Buktinya, prasasti berusia lebih dari 1.600 tahun yang ditemukan
di Kampung Tugu, Jakarta Utara, berisi ajakan bersiap menghadapi banjir.
3. KOTA PALING DIINCAR SE-ASIA UNTUK INVESTASI
PROPERTI
Meskipun banyak penduduk yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan, di sisi lain banyak juga penduduk Jakarta yang mampu.
Kenyataan ini membuat Jakarta menjadi kota paling diincar
se-Asia saat ini, untuk investasi properti, dibandingkan Kuala Lumpur,
Singapura, dan Shanghai.
5. MEMILIKI PUSAT PERBELANJAAN TERBANYAK DI DUNIA
Hidup di Jakarta adalah impian banyak orang. Berbagai fasilitas
siap memanjakan siapa saja. Salah satu fasilitas yang sangat lengkap adalah pusat
perbelanjaan. Jakarta memiliki ratusan pusat perbelanjaan, belum termasuk mini
market yang ada di setiap jengkal. Kota ini pun menjadi kota besar dengan mall
terbanyak dibandingkan kota-kota lain di dunia. Menakjubkan!
6. SETIAP PENDUDUK HANYA MEMILIKI TEMPAT 49 M2
Sejak dulu Jakarta sudah dikenal sebagai kota yang padat
penduduknya. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat selalu membawa keluarga
dari kampung halaman, untuk menetap di Jakarta, ketika kembali setelah mudik
setiap lebaran.
Akibatnya, kepadatan penduduk semakin meningkat pesat. Jika
jumlah penduduk dibandingkan dengan luas kota Jakarta, maka setiap penduduk
hanya memiliki tempat 49 m2.
7. PENGHASILAN PENGEMIS JAKARTA BISA MENCAPAI
RP750RB-1JUTA/HARI
Banyaknya pengemis di Jakarta
sering membuat miris. Mereka ada di perempatan jalan atau berseliweran di jalan
raya. Dari sini tampak bahwa perekonomian di kota ini tidak rata dan
menimbulkan jurang yang sangat dalam. Hal yang mencengangkan adalah, ternyata
penghasilan para pengemis itu Rp750rb-1juta/hari. Data ini didapat dari Petugas
Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan.
Yang tinggal di Jakarta tentunya dapat mengingat arah dan nama jalan-jalan besar. Namun, dapat mengingat nama jalan bukan berarti mengenal kota Jakarta dengan baik. Berikut 5 fakta tentang Jakarta yang mungkin tidak kamu ketahui.
Yang tinggal di Jakarta tentunya dapat mengingat arah dan nama jalan-jalan besar. Namun, dapat mengingat nama jalan bukan berarti mengenal kota Jakarta dengan baik. Berikut 5 fakta tentang Jakarta yang mungkin tidak kamu ketahui.
Pernahkah
kamu mendengar tentang lidah api Monas? Atau fakta tentang mall di Jakarta?
Nah, untuk sedikit membuka mata, simak fakta-fakta di bawah ini.
8.
13 Kali Ganti Nama
Jika
kamu pikir Jakarta hanya pernah berganti nama sebanyak dua kali? Maka kamu
salah besar. Dahulu, Jakarta hanya berupa sebuah pelabuhan kecil yang bernama
Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi Jayakarta.
Lalu,
pemerintahan Belanda menduduki Jayakarta dan berganti nama menjadi Sta Batavia,
yang kemudian berubah lagi menjadi Gemeente Batavia pada 1905.
Pada
tahun 1942, pendudukan Jepang membuat nama Batavia dubah menjadi Jakarta Toko
Betsu Shi. Lalu setelah Jepang menyerah kepada sekutu, namanya menjadi
Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
Selang
beberapa lama, Jakarta diduduki oleh pemerintahan NICA, namanya pun kembali
seperti dulu, Stad Gemeente Batavia. Dan, pada 24 Maret 1950 diubah kembali
menjadi Kota Praja Jakarta. Pada 18 Januari 1985 bernama Kota Praja Djakarta
Raya.
Kemudian
pada 1961 terbentuklah Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
9.
Maskot Jakarta
Masih
banyak orang yang mengira bahwa maskot Jakarta adalah Monas. Yang sebetulnya
adalah Elang Bondol dan Salak Condet. Maskot ini diresmikan pada tahun 1989.
Mengapa
elang bondol dan salak condet? Dahulu, Jakarta masih memiliki pepohonan yang
rimbun dan hamparan tanah lapang. Karena kesejukannya, elang bondol kerap
terlihat di langit Kota Jakarta. Sedangkan salak condet merupakan buah asli
dari Jakarta yang tumbuh di kawasan Condet.
Jika
kamu ingin melihat patung maskot DKI Jakarta, datanglah ke kawasan Cempaka
Putih, Jakarta Pusat.

10.
Mitos Patung-Patung Di Jakarta
Jangan
salah sangka, saya tak akan membicarakan tentang hal gaib ataupun mistis.
Namun, ini cukup unik .
Lihatlah
Monas. Apa kamu pernah menyadari kalau bentuk lidah api Monas menyerupai sosok
perempuan yang sedang bersimpuh menghadap Istana Negara? Ya, hal tersebut benar
adanya. Tapi tak ada jawaban pasti tentang siapa sosok perempuan ini.
Satu
hal lagi yang harus kamu ketahui, bahwa patung yang berada di wilayah Pancoran,
Jakarta Selatan, bukanlah bernama Patung Pancoran, melainkan Patung Dirgantara.
Dan ini berikut nama-nama Patung serta faktanya :
PATUNG ELANG
BONDOL (MASKOT JAKARTA)
makanan, elang itu pun menjadi mangsa predator lain, seperti biawak. Habitatnya kebanyakan di pantai, daratan berair, hutan, maupun dataran rendah.
Terusiknya habitat Elang Bondol juga dipicu oleh pertambahan penduduk Jakarta. Pohon-pohon tinggi yang banyak tumbuh di Jakarta ini berganti gedung-gedung pencakar langit. Bondol pun harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu seperti di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka.
Sesuai namanya, Salak Condet banyak ditemukan di kawasan Condet, Jakarta Timur. Namun kini salak condet seolah tinggal kenangan. Asam manisnya salak asli Betawi juga tidak bisa dirasakan. Condet kini berubah menjadi kawasan pemukiman yang padat penduduk.
Berbeda dengan Elang Bondol, Salak Condet adalah buah asli Kota Jakarta. Konon, buah salak dari perkampungan warga Betawi itu tembus ke sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatra.

Namun kini keberadaan Elang Bondol dan juga Salak Condet mulai terlupakan. Kita hanya melihat Elang Bondol dan Salak Pondok saat sedang menunggu bus Transjakarta. Pasalnya moda transportasi massal itu menggunakan elang Bondol dan salak Condet sebagai logonya
makanan, elang itu pun menjadi mangsa predator lain, seperti biawak. Habitatnya kebanyakan di pantai, daratan berair, hutan, maupun dataran rendah.
Terusiknya habitat Elang Bondol juga dipicu oleh pertambahan penduduk Jakarta. Pohon-pohon tinggi yang banyak tumbuh di Jakarta ini berganti gedung-gedung pencakar langit. Bondol pun harus bertahan di pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu seperti di Pulau Kotok dan Pulau Pramuka.
Sesuai namanya, Salak Condet banyak ditemukan di kawasan Condet, Jakarta Timur. Namun kini salak condet seolah tinggal kenangan. Asam manisnya salak asli Betawi juga tidak bisa dirasakan. Condet kini berubah menjadi kawasan pemukiman yang padat penduduk.
Berbeda dengan Elang Bondol, Salak Condet adalah buah asli Kota Jakarta. Konon, buah salak dari perkampungan warga Betawi itu tembus ke sejumlah kota di Pulau Jawa dan Sumatra.

Namun kini keberadaan Elang Bondol dan juga Salak Condet mulai terlupakan. Kita hanya melihat Elang Bondol dan Salak Pondok saat sedang menunggu bus Transjakarta. Pasalnya moda transportasi massal itu menggunakan elang Bondol dan salak Condet sebagai logonya
Patung Selamat
Datang
Letaknya tepat di bundaran HI. Patung ini dibuat untuk menyambut atlet peserta Asean Games IV tahun 1962.
Letaknya tepat di bundaran HI. Patung ini dibuat untuk menyambut atlet peserta Asean Games IV tahun 1962.
Patung ini menghadap ke arah utara, sebagai simbol bahwa daerah
kota (Jakarta bagian utara) adalah pusat bisnis dan perdagangan pada saat itu.
Juga, sebagai ucapan selamat datang kepada para pendatang yang baru tiba dari
pelabuhan
patUNG PEMBEBASAN IRIAN BARAT
Patung ini dibuat tahun 1962, ketika Indonesia sedang berjuang membebaskan Irian Barat (saaat ini bernama Papua). Oleh karena itu, gambaran patung ini adalah seseorang yang terbebas dari belenggu (penjajahan).
Patung ini dibuat tahun 1962, ketika Indonesia sedang berjuang membebaskan Irian Barat (saaat ini bernama Papua). Oleh karena itu, gambaran patung ini adalah seseorang yang terbebas dari belenggu (penjajahan).
Patung yang idenya dilontarkan oleh Presiden Soekarno dan dibuat
oleh Henk Ngantung ini terletak di Lapangan Banteng.

PATUNG ARJUNA WIJAYA
Patung yang kabarnya pernah direnovasi dengan menelan biaya hingga Rp 4miliar ini disebut juga Patung Asta Brata.
Patung yang kabarnya pernah direnovasi dengan menelan biaya hingga Rp 4miliar ini disebut juga Patung Asta Brata.
Patung ini berupa Arjuna yang sedang mengendarai kereta kuda
yang ditarik 8 ekor kuda dengan Batara Kresna sebagai saisnya.

Adegan ini terdapat pada salah satu episode perang Baratayuda
ketika Arjuna melawan Adipati Karna. Lokasi patung ini di Medan Merdeka Barat,
Jakarta Pusat, dibuat oleh Nyoman Nuarta bulan Agustus 1987.
PATUNG DIRGANTARA
Dikenal sebagai Patung Pancoran karena berdiri di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Patung yang dibuat tahun 1965-1966 ini bertujuan menampilkan kekuatan dan kehebatan angkatan udara bangsa Indonesia.
Dikenal sebagai Patung Pancoran karena berdiri di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Patung yang dibuat tahun 1965-1966 ini bertujuan menampilkan kekuatan dan kehebatan angkatan udara bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, patung ini sengaja dibuat dengan posisi tangan
menunjuk ke bekas lokasi bandar Udara Kemayoran. Posisinya pun dekat dengan
Markas Besar Angkatan Udara dan Bandar Udara Domestik Halim Perdana Kusuma.
Konon, Presiden Soekarno harus menjual mobilnya untuk menambah
kekurangan biaya pembuatan patung ini.
PATUNG SUDIRMAN
Patung ini berusia paling muda di antara patung-patung lainnya. Letaknya tepat di Jl. Jend. Sudirman. Awalnya patung ini akan diresmikan tanggal 22 Juni 2003, bertepatan dengan ulang tahun Jakarta ke-476. Namun, rencana tersebut tidak terealisasi dan akhirnya diresmikan pada 16 Agustus 2003.
Patung ini berusia paling muda di antara patung-patung lainnya. Letaknya tepat di Jl. Jend. Sudirman. Awalnya patung ini akan diresmikan tanggal 22 Juni 2003, bertepatan dengan ulang tahun Jakarta ke-476. Namun, rencana tersebut tidak terealisasi dan akhirnya diresmikan pada 16 Agustus 2003.
Sayangnya, banyak pihak yang merasa bahwa patung ini tidak
layang dipasang, karena posisi Jenderal Sudirman sedang menghormat. Sebagian
masyarakat menganggap tidak semestinya Jenderal Sudirman menghormati semua
orang yang lalu lalang.
Sebaliknya, seharusnya Jenderal Sudirman lah yang dihormati,
sebagai pahlawan yang telah memberikan jasa besarnya bagi negeri ini.
Patung-patung ini tidak dibuat asal saja, tetapi dengan maksud
tertentu. Apalagi biaya pembuatannya terbilang tinggi.
11.
Banyaknya Museum
Mengingat
fakta di atas, jika kamu warga Jakarta yang tauladan, maka jangan hanya pergi
ke mall saja dan kunjungi museum-museum yang ada di Jakarta. Museum apa saja
yang ada di Jakarta? Oh, banyak sekali! Terhitung ada 47 museum tersebar di
ibukota Jakarta. Dan inilah ada 5 museum yang terbaik dijakarta yang sudah
mendapat penghargaan :
Museum Harry Darsono
Museum ini
letaknya di belakang Cilandak Town Square dan menang sebagai Museum Terbaik
kategori Penataan Koleksi. Museum Harry Darsono dapat dikategorikan sebagai
museum fashion, museum yang masuk jenis ini
cukup langka keberadaannya di Indonesia. Bahkan dapat dikatakan museum ini
merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Museum Harry Darsono ini
mengesankan keanggunan, baik dari luar maupun dari dalam bangunan.
Dari segi arsitekturnya
mengesankan sebuah bangunan yang sangat kuno, elegan, klasik dan abadi.
Di museum Harry Dharsono kamu dapat melihat karya-karya fenomenalnya dari
yang beraneka bentuk karya, terutama yang berhubungan dengan rancang busana,
asesoris, dekorasi interior sebagai setting dimana gaun ciptaannya bisa
dikenakan dalam suatu yang elegan.
Museum Art One Mondecor
Museum Art
One Mondecor ini menang sebagai Museum Terbaik kategori Saran dan
Fasilitas Pengunjung. Mungkin kamu masih dengan asing dengan keberdaan
museum ini, tapi tahu kah kamu ternyata benih-benih museum ini sudah ada
puluhan tahun yang lalu tepatnya tahun 1983 di Jakarta.
Di tahun itu Martha Gunawanmelalui
Mon Decor-nya merintis bisnis seninya yang berangkat dari konsep seni sebagai
kesatuan interior. Tahun 2009, Mon Décor menambah sebuah ruang pamer yang lebih
representatif, luas, dan mudah diakses di City Plaza, Wisma Mulia, Jalan Jend
Gatot Subroto No 42 Jakarta dengan luas 1.000 meter persegi. Di lokasi itu
kemudian dibangun ruang kontemporer bernama MD Art Space yang
diresmikan pada tanggal18 Oktober 2011.
Museum Wayang
Nah, bagi kamu
yang sering hilir mudik di kawasan kota tua, pasti sudah tidak asing lagi
dengan museum yang satu ini. ya, museum wayang namanya yang berhasil
mendapatkan penghargaan sebagai Museum Terbaik Kategori Kreativitas dan
Inovasi Layanan.
Gedung Museum Wayang yang dulunya
bernama de Oude Hollandse Kerk ini, kamu dapat melihat
koleksi-koleksi wayang dari seluruh Nusantara dan berbagai dari negara.
Terdapat berbagai macam koleksi mulai dari koleksi-koleksi wayang yang
terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain dari daerah-daerah di
Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera yang terdiri atas wayang
kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng,
boneka, wayang beber dan gamelan.
Museum Kathedral Jakarta
Berada tak
jauh dari Masjid Istiqlal, Museum yang satu bangunan dengan Gereja Katedral ini
berhasil menyebet penghargaan Museum Terbaik kategori Bangunan Cagar
Budaya. Museum Katedral terletak di balkon utama gereja yang biasanya digunakan
jemaat untuk misa. Sebelum dijadikan museum, lantai balkon tersebut digunakan
untuk koor gereja, namun saat ini dimanfaatkan untuk ruangan memajang koleksi
Museum Katedral Jakarta. Salah satu koleksi yang menarik untuk dlihat adalah
pakaian rohaniawan Katolik yang tersimpan dengan baik di dalam beberapa kotak
kaca.
Di dalam kotak kaca tersebut kita dapat
melihat jubah, topi dan kasula berbagai warna. Kasulamerupakan lapisan
terluar busana yang biasa digunakan rohaniawan katolik. Kasula berwarna putih
biasa dikenakan untuk ibadah sehari-hari, dan kasula yang berwarna merah dan
ungu biasa digunakan untuk acara duka cita, seperti paskah dan misa tutup peti.
Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah
Kamu tentu
tidak asing lagi mendengar museum ini. Jadi pantaslah jika Museum ini menang
sebagai Museum Terpopuler. Museum yang diresmikan pada tanggal 30 Maret
1974 oleh Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta) ini mempunyai
benda koleksi yang ada mencapai jumlah 23.500 yang Terdiri atas ragam bahan
material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca,
kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang. 
Selain itu di museum ini juga terdapat
sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur
Jenderal VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat berdiameter 2,25 meter
tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata. Umur
koleksi di sana ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan
hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah.
Bagi kamu yang pernah tahu meriam legendaris dengan lambang kesuburan yang
berada di belakang meriam. Ya di sinilah kamu bisa menemui sebuah Meriam
si Jagur, meriam yang konon katanya dianggap mempunyai kekuatan magis.
11.
Banyaknya Museum
Mengingat
fakta di atas, jika kamu warga Jakarta yang tauladan, maka jangan hanya pergi
ke mall saja dan kunjungi museum-museum yang ada di Jakarta. Museum apa saja
yang ada di Jakarta? Oh, banyak sekali! Terhitung ada 47 museum tersebar di
ibukota Jakarta. Dan inilah ada 5 museum yang terbaik dijakarta yang sudah
mendapat penghargaan :
Museum Harry Darsono
Museum ini letaknya di belakang Cilandak Town Square dan menang sebagai Museum Terbaik kategori Penataan Koleksi. Museum Harry Darsono dapat dikategorikan sebagai museum fashion, museum yang masuk jenis ini cukup langka keberadaannya di Indonesia. Bahkan dapat dikatakan museum ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Museum Harry Darsono ini mengesankan keanggunan, baik dari luar maupun dari dalam bangunan.
Museum ini letaknya di belakang Cilandak Town Square dan menang sebagai Museum Terbaik kategori Penataan Koleksi. Museum Harry Darsono dapat dikategorikan sebagai museum fashion, museum yang masuk jenis ini cukup langka keberadaannya di Indonesia. Bahkan dapat dikatakan museum ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Museum Harry Darsono ini mengesankan keanggunan, baik dari luar maupun dari dalam bangunan.
Dari segi arsitekturnya
mengesankan sebuah bangunan yang sangat kuno, elegan, klasik dan abadi.
Di museum Harry Dharsono kamu dapat melihat karya-karya fenomenalnya dari
yang beraneka bentuk karya, terutama yang berhubungan dengan rancang busana,
asesoris, dekorasi interior sebagai setting dimana gaun ciptaannya bisa
dikenakan dalam suatu yang elegan.
Museum Art One Mondecor
Museum Art
One Mondecor ini menang sebagai Museum Terbaik kategori Saran dan
Fasilitas Pengunjung. Mungkin kamu masih dengan asing dengan keberdaan
museum ini, tapi tahu kah kamu ternyata benih-benih museum ini sudah ada
puluhan tahun yang lalu tepatnya tahun 1983 di Jakarta.

Di tahun itu Martha Gunawanmelalui
Mon Decor-nya merintis bisnis seninya yang berangkat dari konsep seni sebagai
kesatuan interior. Tahun 2009, Mon Décor menambah sebuah ruang pamer yang lebih
representatif, luas, dan mudah diakses di City Plaza, Wisma Mulia, Jalan Jend
Gatot Subroto No 42 Jakarta dengan luas 1.000 meter persegi. Di lokasi itu
kemudian dibangun ruang kontemporer bernama MD Art Space yang
diresmikan pada tanggal18 Oktober 2011.
Museum Wayang
Nah, bagi kamu
yang sering hilir mudik di kawasan kota tua, pasti sudah tidak asing lagi
dengan museum yang satu ini. ya, museum wayang namanya yang berhasil
mendapatkan penghargaan sebagai Museum Terbaik Kategori Kreativitas dan
Inovasi Layanan.
Gedung Museum Wayang yang dulunya
bernama de Oude Hollandse Kerk ini, kamu dapat melihat
koleksi-koleksi wayang dari seluruh Nusantara dan berbagai dari negara.
Terdapat berbagai macam koleksi mulai dari koleksi-koleksi wayang yang
terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain dari daerah-daerah di
Indonesia seperti Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Sumatera yang terdiri atas wayang
kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng,
boneka, wayang beber dan gamelan.
Museum Kathedral Jakarta
Berada tak jauh dari Masjid Istiqlal, Museum yang satu bangunan dengan Gereja Katedral ini berhasil menyebet penghargaan Museum Terbaik kategori Bangunan Cagar Budaya. Museum Katedral terletak di balkon utama gereja yang biasanya digunakan jemaat untuk misa. Sebelum dijadikan museum, lantai balkon tersebut digunakan untuk koor gereja, namun saat ini dimanfaatkan untuk ruangan memajang koleksi Museum Katedral Jakarta. Salah satu koleksi yang menarik untuk dlihat adalah pakaian rohaniawan Katolik yang tersimpan dengan baik di dalam beberapa kotak kaca.
Berada tak jauh dari Masjid Istiqlal, Museum yang satu bangunan dengan Gereja Katedral ini berhasil menyebet penghargaan Museum Terbaik kategori Bangunan Cagar Budaya. Museum Katedral terletak di balkon utama gereja yang biasanya digunakan jemaat untuk misa. Sebelum dijadikan museum, lantai balkon tersebut digunakan untuk koor gereja, namun saat ini dimanfaatkan untuk ruangan memajang koleksi Museum Katedral Jakarta. Salah satu koleksi yang menarik untuk dlihat adalah pakaian rohaniawan Katolik yang tersimpan dengan baik di dalam beberapa kotak kaca.

Di dalam kotak kaca tersebut kita dapat
melihat jubah, topi dan kasula berbagai warna. Kasulamerupakan lapisan
terluar busana yang biasa digunakan rohaniawan katolik. Kasula berwarna putih
biasa dikenakan untuk ibadah sehari-hari, dan kasula yang berwarna merah dan
ungu biasa digunakan untuk acara duka cita, seperti paskah dan misa tutup peti.
Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah
Kamu tentu tidak asing lagi mendengar museum ini. Jadi pantaslah jika Museum ini menang sebagai Museum Terpopuler. Museum yang diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta) ini mempunyai benda koleksi yang ada mencapai jumlah 23.500 yang Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang.
Kamu tentu tidak asing lagi mendengar museum ini. Jadi pantaslah jika Museum ini menang sebagai Museum Terpopuler. Museum yang diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Ali Sadikin (mantan Gubernur DKI Jakarta) ini mempunyai benda koleksi yang ada mencapai jumlah 23.500 yang Terdiri atas ragam bahan material baik yang sejenis maupun campuran, meliputi logam, batu, kayu, kaca, kristal, gerabah, keramik, porselen, kain, kulit, kertas dan tulang.
Selain itu di museum ini juga terdapat
sketsel, patung Hermes, pedang eksekusi, lemari arsip, lukisan Gubernur
Jenderal VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, meja bulat berdiameter 2,25 meter
tanpa sambungan, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti dan senjata. Umur
koleksi di sana ada yang mencapai lebih 1.500 tahun khususnya koleksi peralatan
hidup masyarakat prasejarah seperti kapak batu, beliung persegi, kendi gerabah.
Bagi kamu yang pernah tahu meriam legendaris dengan lambang kesuburan yang
berada di belakang meriam. Ya di sinilah kamu bisa menemui sebuah Meriam
si Jagur, meriam yang konon katanya dianggap mempunyai kekuatan magis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar